Secara medis, persalinan diartikan sebagai suatu proses untuk mendorong (dikenal juga dengan istilah ekspulsi) janin dari dalam rahim ibu yang secara normal melalui jalan Miss V. Proses ini akan berlangsung di mana rahim tak bisa membesar lagi dan bayi di dalamnya sudah cukup matang untuk bisa bertahan hidup di lingkungan luar rahim ibu.
Normalnya persalinan akan berlangsung setelah usia kehamilan sekitar 42 minggu. Namun, beberapa ibu belum juga merasakan tanda-tanda akan melahirkan padahal usia kehamilan sudah melebihi 42 minggu. Kondisi ini tentu saja membuat ibu hamil merasa khawatir.
Segera konsultasikan kepada dokter bila hal ini terjadi pada Anda. Dokter kandungan bisa memastikan kehamilan Anda memang sudah melewati waktu atau hanya terjadi kesalahan kecil. Dengan cara ini, dokter kandungan anda akan bisa memutuskan apakah persalinan harus segera dilakukan atau tidak.
Prolonged atau postterm pregnancy merupakan istilah dalam dunia medis untuk menyatakan masa kehamilan yang sudah melewati batas waktu normal. Masa kehamilan normalnya berlangsung selama 38-41 minggu. Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu tergolong postterm atau lewat waktu.
Kasus kehamilan yang melewati waktu normal memang hanya berkisar 3 sampai 12 persen saja. Kejadin ini biasanya terjadi akibt kesalahan dalam menghitung usia kehamilan. Kesalahan perhitungan bisa disebabkan siklus menstruasi ibu yang tidak teratur. Artinya, kesalahan penghitungan masa kehamilan memang sudah terjadi sejak awal ibu mengetahui bahwa ia sedang hamil.
Untuk hasil yang lebih akurat sebaiknya lakukan pemeriksaan USG atau Ultra Sonografi. Pemeriksaan dengan USG dan pengukuran tinggi rahim secara teratur pada trimester awal bisa membantu mengetahui waktu terjadinya pembuahan dalam rahim dengan tepat. Masalahnya, terlambat haid belum tentu pertanda sudah terjadi pembuahan di dalam rahim. Pembuahan bisa saja baru terjadi 2-3 minggu setelah ibu mengalami terlambat datang bulan.
Namun pada beberapa kasus, meski si ibu sudah melakukan serangkaian pemeriksaan seperti yang disebutkan di atas, tetap saja ada persalinan yang meleset dari tanggal perkiraan. Belum diketahui pasti penyebab terjadinya persalinan yang meleset dari waktu normalnya. Beberapa dokter ahli kandungan menduga kondisi ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor ibu maupun janin.
Kehamilan postterm mungkin saja terjadi akibat ibu memiliki riwayat postterm pada kehamilan sebelumnya. Selain itu, kehamilan postterm bisa saja terjadi akibat faktor keturunan atau genetik, kurangnya jumlah hormon tiroid, kurangnya jumlah enzim sulfatase dalam plasenta, dan faktor lainnya.
Kehamilan postterm bisa dipengaruhi pula oleh faktor janin dalam kandungan, seperti letak janin atau adanya kelainan pertumbuhan pada tulang tengkorak. Selain itu, ukuran janinyang terlalu besar atau makrosomi juga bisa menyebabkan kehamilan jenis ini.
Beberapa orang juga percaya bahwa kehamilan postterm lebih sering terjadi pada janin yang berjenis kelamin laki-laki daripada janin perempuan, meskipun belum ada penelitian yang membenarkan hal ini.