Setiap ibu yang sedang hamil pada usia dini tentunya selalu mendambakan kehamilan yang sedang dijalaninya berjalan dengan apa yang diharapkannya, kehamilan yang terus berlanjut hingga 9 bulan dengan sehat. Namun, manusia hanya bisa berharap dan berencana. Kadang apa yang diharapkan dan direncanakan tidak sesuai dengan harapan, termasuk pada diri ibu hamil.
Kehamilan yang di dambakan kadang gugur di tengah jalan akibat berbagai hal seperti keadaan janin atau rahim yang lemah atau yang sekarang tengah banyak menimpa para pasangan muda, keguguran akibat Blighted Ovum (BO) atau lebih dikenal dengan hamil kosong atau kehamilan tanpa embrio.
Blighted ovum atau kehamilan tanpa embrio (anembryonic pregnancy) merupakan kondisi di mana seorang wanita merasa hamil namun tidak terdapat janin dalam kandungan. Hal ini disebabkan saat terjadi pembuahan, sel-sel tetap membentuk kantung ketuban dan plasenta namun telur yang sudah dibuahi tidak berkembang menjadi embrio.
Penyebab
Kehamilan tanpa embrio ini terjadi saat awal-awal kehamilan. Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari blighted ovum (BO), tapi kemungkinan kondisi ini disebabkan kelainan kromosom, kelainan genetik, atau sel telur yang kurang baik yang dibuahi sperma normal atau sebaliknya. Blighted ovum (BO), tidak dapat dicegah atau dihindari.
Gejala dan tanda
Kondisi blighted ovum nampak seperti kehamilan normal, kantung kehamilan akan terus berkembang tapi sel telur yang sudah dibuahi gagal berkembang secara sempurna. Karena itulah ibu hamil dengan blighted ovum akan merasa kehamilannya normal, tanpa adanya gangguan.
Produksi hormon HCG akan tetap meningkat di awal kehamilan sehingga hasil test pack akan positif. Ibu hamil juga tetap mengalami gejala seperti kehamilan normal lainnya, seperti pusing, mual, muntah, sembelit, dan tanda awal kehamilan lainnya. Tapi, saat memasuki usia kehamilan 6-8 minggu, ibu hamil dengan blighted ovum akan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan USG.
Gejala blighted ovum bisa terdeteksi dengan USG atau dengan adanya pendarahan seperti keguguran (Keguguran iminens) sebab tubuh bekerja mengeluarkan konsepsi yang tidak normal. Akibat gejala yang tidak spesifik maka biasanya blighted ovum akan ditemukan setelah terjadi keguguran spontan yang ditandai dengan perdarahan.
Penanganan
Setelah di diagnosis blighted ovum sebaiknya segera lakukan tindakan mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim. Tindakan ini bisa dilakukan dengan kuretase atau dengan menggunakan obat. Kelebihan kuretase adalah bisa mencegah terjadinya infeksi dan bisa dilakukan analisis terhadap kuretase guna memastikan penyebab blighted ovum, kemudian mengatasi penyebabnya.