Variabilitas Denyut Jantung Janin (Variability)
Variabilitas denyut jantung janin adalah gambaran osilasi yang tidak teratur, yang tampak pada rekaman denyut jantung janin. Variabilitas denyut jantung janin diduga terjadi akibat keseimbangan interaksi dari sistem simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (kardiodeselerator).
Akan Tetapi ada pendapat lain mengatakan bahwa variabilitas terjadi akibat rangsangan di daerah korteks otak besar (serebri) yang diteruskan ke pusat pengatur denyut jantung di bagian otak dengan perantaraan n. Vagus.
Variabilitas denyut jantung janin yang normal menunjukkan sistem persarafan janin mulai dari korteks-batang otak-n. Vagus dan sistem konduksi jantung semua dalam keadaan baik.
Keadaan hipoksia otak (asidosi/asfiksia janin) akan menyebabkan gangguan mekanisme kompensasi hemodinamik untuk mempertahankan oksigenasi otak. Dalam rekaman kardiotokografi akan tampak adanya perubahan variabilitas yang makin lama makin rendah sampai menghilang (bila janin tidak mampu lagi mempertahankan mekanisme hemodinamik di atas).
Variabilitas denyut jantung janin dapat dibedakan atas 2 bagian:
1. Variabilitas jangka pendek (sbort term variability)
Variabilitas ini merupakan perbedaan interval antardenyut yang terlihat pada gambaran kardiotokografi juga menujukkan variasi dari frekuensi antardenyut pada denyut jantung janin.
Rata-rata variabilitas jangka pendek denyut jantung janin yang normal antara 2 – 3 dpm. Arti klinis dari variabilitas jangka pendek masih belum banyak diketahui, akan tetapi biasanya tampak menghilang pada janin yang akan mengalami kematian dalam rahim.
2. Variabilitas jangka panjang (long term variability)
Variabilitas ini merupakan gambaran osilasi yang lebih kasar dan lebih jelas tampak pada rekaman kardiotokografi dibanding dengan variabilitas jangka pendek di atas. Rata-rata mempunyai siklus 3 – 6 kali per menit. Berdasarkan amplitudo fluktuasi osilasi tersebut, Variabilitas jangka panjang dibedakan menjadi:
– Normal: bila amplitudo antara 6 – 25 dpm.
– Berkurang: bila amplitudo antara 2 – 5 dpm.
– Menghilang: bila amplitudo kurang dari 2 dpm.
– Saltatory: bila amplitudo lebih dari 25 dpm.
Pada umumnya Variabilitas jangka panjang lebih sering digunakan dalam penilaian kesejahteraan janin. Bila terjadi hipoksia otak, akan terjadi perubahan Variabilitas jangka panjang ini, tergantung derajat hipoksianya, Variabilitas ini akan berkurang atau menghilang sama sekali. Sebaliknya, bila gambaran Variabilitas ini masih normal, biasanya janin masih belum terkena dampak dari hipoksia tersebut.
Berkurangnya variabilitas denyut jantung janin dapat juga disebabkan oleh beberapa keadaan yang bukan karena hipoksia, misalnya:
- Janin tidur (keadaan fisiologik di mana aktivitas otak berkurang).
- Kehamilan preterm (SSP belum sempurna).
- Jani anensefalus (korteks serebri sempurna).
- Blokade n. Vagus
- Kelainan jantung bawaan.
- Pengaruh obat-obat narkotik, diasepam, MgSO4, dan sebagainya.
Suatu keadaan di mana Variabilitas jangka pendek menghilang, sedangkan Variabilitas jangka panjang tampak dominan sehingga gambaran sinusiodal.
Hal ini sering ditemukan pada:
- Hipoksia janin yang berat
- Anemia kronik
- Fetal Erittroblastosis
- Rh-sensitized
- Pengaruh obat-obat Nisentil, Alfa prodin.