Keguguran iminens pada kehamilan trimester I biasanya disebabkan oleh perdarahan retrokorionik yang letaknya dibelakang korion frondosum, dan perdarahan subkorionik yang letaknya di belakang selaput korion dan mengisi kavum uteri.
Pardarahan terjadi karena terlepasnya sebagian korion frondosum dari dinding uterus. Perdarahan retrokorionik dan subkorionik umumnya terjadi bersamaan.
Perdarahan yang masih baru akan terlihat hiperekoik terhadap korion; sedangkan perdarahan yang lamanya sudah 1 – 2 minggu akan terlihat hipoekoik atau anekoik.
Gambaran USG pada Keguguran insipiens bervariasi, bergantung pada jumlah perdarahan, kondisi kantung gestasi, dan derajat pembukaan serviks.
Seringkali kantung gestasi bentuknya ireguler, letaknya turun ke bagian bawah kavun uteri atau mengisi kanalis servikalis yang terbuka. Mudigah/janin mungkin terlihat masih hidup.
Gambaran Keguguran inkompletus tidak spesifik, bergantung pada usia kehamilan dan banyaknya sisa jaringan konsepsi yang tertinggal di dalam kavum uteri.
Kavum uteri mungkin berisi kantung gestasi yang bentuknya tidak utuh lagi. Mungkin juga sisa konsepsi terlihat sebagai massa kompleks bila sisa konsepsi bercampur dengan jaringan nekrotik dan berkuan darah. Kadang-kadang gambaran sisa konsepsi sulit dibedakan dari bekuan darah.
Pada Keguguran kompletus seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri. Pada pemeriksaan USG kavum uteri terlihat kosong atau berisi bekuan darah yang gambarannya bervariasi.
Missed abortion merupakan kematian hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 22 minggu dan tertahan di dalam uterus selama 8 minggu atau lebih. Namun, kapan saat terjadinya kematian hasil konsepsi sulit diketahui. Istilah yang digunakan pada USG adalah kematian mudigah atau kematian janin.