Jika dibandingkan dengan korpus uteri, segmen bawah uterus dan serviks merupakan daerah yang resistensinya lebih kecil. Oleh karena itu, selama terjadi kontraksi, struktur-struktur ini mengalami peregangan, yang dalam prosesnya serviks mengalami tariikan sentrifugal.
Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan melebarkan saluran serviks.
Bila selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian terbawah janin terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga sama efektifnya.
Selaput ketuban yang pecah dini tidak mengurangi dilatasi serviks selama bagian terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan segmen bawah uterus.
Proses pendataran dan dilatasi serviks ini menyebabkan pembentukan kantong cairan amnion didepan kepala, yang akan diuraikan berikutnya.
Friedman dalam risalahnya tentang persalinan; menyatakan bahwa ;”ciri-ciri kontraksi uterus yaitu, frekuensi, intensitas, dan durasi, tidak dapat diandalkan sebagai ukuran kemajuan persalinan dan sebagai indeks normalitas persalinan. Selain dilatasi serviks dan turunnya janin, tidak ada ciri klinis pada ibu melahirkan yang tampaknya bermanfaat untuk menilai kemajuan persalinan”. Pola dilatasi serviks yang terjadi selama berlangsungnya persalinan normal mempunyai bentuk kurva sigmoid.
Dua fase dilatasi serviks adalah fase laten dan fase aktif. Fase aktif dibagi lagi menjadi fase akselerasi, fase lereng maksimum, dan fase deselerasi.
Lamanya fase laten lebih bervariasi dan rentan terhadap perubahan oleh factor-faktor luar, dan oleh sedasi (pemanjangan fase laten).
Lamanya fase laten kecil hubungannya dengan perjalanan proses persalinan berikutnya, sementara cirri-ciri fase akselerasi biasanya mempunyai nilai prediktif yang lebih besar terhadap hasil akhir persalinan tersebut.
Friedman menganggap fase landai maksimum sebagai “alat ukur yang bagus terhadap efisiensi mesin ini secara keseluruhan”, sedangkan sifat fase deselerasi lebih mencerminkan hubungan-hubungan fetopelvik.
Lengkapnya dilatasi serviks pada fase aktif persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks disekeliling bagian terbawah janin. Setelah dilatasi serviks lengkap, kala dua persalinan mulai ; sesudah itu, hanya progresivitas turunnya bagian terbawah janin merupakan satu-satunya alat ukur yang tersedia untuk menilai kemajuan persalinan.