Pemisahan Amniokorion.
Pengurangan besar-besaran luas permukaan rongga uterus secara bersamaan menyebabkan membrane janin (amniokorion) dan desidua parietalis terlepas menjadi lipatan yang banyak sekali dan menambah ketebalan lapisan tersebut dari kurang 1 mm menjadi 3 sampai 4 mm.
Lapisan uterus pada awal stadium ketiga menunjukkan bahwa banyak dari lapisan parietal desidua parietalis termasuk didalam lipatan-lipatan amnion dan korion leave yang melekuk-lekuk tersebut.
Membrane-membran tersebut biasanya tetap in situ sampai pemisahan plasenta hampir lengkap. Kemudian membrane ini terkelupas dari dinding uterus, sebagian karena kontraksi miometrium yang lebih kuat dan sebagian karena tarikan yang dilakukan oleh plasenta yang terlepas, yang terletak disegmen bawah uterus yang lebih tipis atau dibagian atas Miss V.
Korpus uteri pada waktu itu normalnya membentuk suatu massa otot yang hampir padat, yang dinding anterior dan posteriornya masing-masing mempunyai ketebalan 4 sampai 5 cm, terletak saling menempel sehingga rongga uterus hampir hilang.
Ekstrusi plasenta
Setelah plasenta terpisah dari tempat implantasinya, tekanan yang diberikan padanya oleh dinding uterus menyebabkan organ ini menggelincir turun menuju ke segmen bawah uterus atau bagian atas Miss V.
Pada beberapa kasus, plasenta dapat terdorong keluar dari lokasi-lokasi itu akibat meningginya tekanan abdomen, tetapi ibu yang dalam posisi telentang sering tidak dapat mendorong keluar plasenta secara spontan.
Dengan demikian, diperlukan cara-cara artificial untuk menyelesaikan stadium ketiga. Metode yang biasa dilakukan adalah bergantian menekan dan menaikkan fundus, sambil melakukan traksi ringan pada tali pusat.