1. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
2. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %; membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
3. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
4. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
5. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
6. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
7. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
8. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan perMiss Vm :
a. 2 -3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
c. Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan otonia uteri.
e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
9. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontruksi uterus.
10. Mengaveluasi kehilangan darah.
11. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pascapersalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap sejam dua jam pertama pascapersalinan.
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temua yang tidak normal.