Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun di dunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan.
Seorang ibu dengan anemia pada saat hamil pada umumnya lebih tidak mampu untuk mengatasi kehilangan darah yang terjadi dibandingkan dengan seorang ibu dengan kebutuhan nutrisi cukup.
Dalam waktu 1 jam setelah persalinan harus memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan dalam jumlah besar. Bila terjadi perdarahan berat, transfusi darah adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kehidupan ibu.
Ini adalah salah satu penyebab terpenting terjadinya kematian ibu di dunia, yang melibatkan 150.000 kematian dalam satu tahun, terutama terjadi dinegara berkembang.
Sebagian besar kematian ibu (88 %) terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan, menandakan bahwa ini adalah kejadian yang berkaitan erat dengan persalinan kala III.
Perdarahan pascapersalinan adalah komplikasi yang terjadi pada tenggang waktu diantara persalinan dan masa pascapersalinan.
Faktor predisposisi antara lain adalah anemia, yang berdasarkan prevalensi dinegara berkembang merupakan penyebab yang paling bermakna kejadian perdarahan pascapersalinan.
Penyebab perdarahan paling sering adalah atonia uteri serta retensio plasenta, penyebab lain kadang-kadang adalah laserasi serviks atau Miss V, ruptura uteri, dan inversi uteri.
Manajemen aktif kala III adalah upaya pencegah perdarahan pascapersalinan yang didiskusikan secara komprehensif WHO. Beberapa jam pertama pascpersalinan menjadi masa kritis untuk diaknosis dan pengololaan perdarahan abnormal.