Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak azasi anak.
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI).
Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri atas haid, konsepsi, kehamilan, menyusui, dan penyapihan. Jika semua komponen berlangsung dengan baik, proses menyusui akan berhasil.
Setiap mamalia telah dipersiapkan dengan sepasang atau lebih payudara yang akan menghasilkan air susu untuk makanan bayi yang dilahirkannya.
Air susu setiap makhluk menyusui itu berbeda dan bersifat spesifik untuk setiap spesies, disesuaikan dengan keperluannya yang bergantung pada antara lain bentuk fisik, habitat, laju pertumbuhan, dan frekuensi menyusu.
ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya.
Komposisinya berubah sesuai dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama sampai 4 – 7 hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan sampai 3 – 4 minggu, selanjutnya ASI matur.
ASI yang keluar pada permulaan menyusu (foremilk = susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir peyusuan (bindmilk = susu akhir).
ASI yang diproduksi ibu yang melahirkan premature komposisinya juga beerbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan.
Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.
Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan kehamilan.
Akhir-akhir ini terbukti bahwa tidak diberikannya ASI berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler dan keganasan pada usia dewasa muda.