Virus HIV memang di temukan di dalam ASI, tetapi mengapa tidak semua ibu HIV bayinya juga menderita HIV? transmisi HIV dari ibu ke bayinya adalah 35 %.
Dua puluh persen waktu antenatal dan intranatal dan 15 % melalui ASI. Saat ini setelah ditemukan obat-obat antiretroviral dan persalinan melalui bedah besar, penularan saat antenatal dan intranatal telah dapat di tekan menjadi 4 % tetapi trnsmisi melalui ASI tidak dapat ditekan.
Dengan demikian, pemberian ASI dari ibu dengan HIV dilarang dan bayi diberi pengganti ASI (PASI). Pemberian PASI ini harus memenuhi syarat AFASS (Acceptable, Feasable, Affordable, Sustainable, and Save).
Sayangnya di daerah yang miskin PASI yang memenuhi syarat AFASS tadi belum tentu dapat disediakan. Untuk ini, ada kebijaksanaan bahwa ibu dapat memberikan ASI tetapi dengan syarat:
1. ASI harus diperah, tidak boleh menyusu langsung, karena bila menyusu langsung ada saja luka pada puting yang menyebabkan penularan lebih besar.Ibu
2. ASI diberikan secara eksklusif, tidak boleh dicampur dengan PASI, karena PASI menyebabkan perdarahan kecil pada usus bayi dan virus di dalam ASI akan lebih mudah diserap.
3. ASI eksklusif dianjurkan selama 3 – 6 bulan saja kemudian pemberian ASI dihentikan.