Jika ketuban pecah lama atau terdapat sindroma intraamniotik:
a. Hindarkan masuknya cairan amnion ke dalam rongga abdomen.
b. Tempatkan handuk steril yang terlipat dan basah di setiap sisi uterus untuk menyerap sebanyak mungkin cairan amnion yang terkontaminasi.
c. Kalau cairan amnion atau mekonium yang masuk ke rongga abdomen banyak, handuk dikeluarkan dan rongga abdomen dibersihkan dengan larutan garam isotonic.
d. Jalan melakukan eksplorasi rongga peritoneum, kecuali kalau mutlak diperlukan.
Jika serviks masih tertutup dan ketuban belum pecah sebelum dilakukan seksio sesarea.
a. Lebarkan serviks dari Miss V secukupnya untuk membiarkan keluarnya darah dan lokia setelah bayi dan plasenta lahir.
b. Masukkan air yang bersarung tangan ke dalam serviks hanya satu kali untuk melebarkannya.
Untuk meminimalkan infeksi luka pascabedah lakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Jangan dicukur sebelum pembedahan
b. Buat sayatan dengan scalpel, bukan dengan elektrokauterisasi.
c. Setelah faisa ditutup, guyur luka dengan NacI isotonic, kemudian keringkan.
d. Tutup pinggiran kulit dengan teknik subkutikular.