Beberapa prinsip penggunaan antibiotika profilaksis adalah pemilihan antibiotika yang tepat dan didapatkan konsentrasi antibiotika cukup dalam jaringan pada saat mulai dan selama operasi berlangsung.
Pemilihan Antibiotika
Dasar pemilihan jenis antibiotika untuk tujuan profilaksis adalah sebagai berikut.
a. Sesuai dengan peta medan mikroba pathogen terbanyak pada kasus yang bersangkutan.
b. Antibiotika yang dipilh memiliki spectrum sempit unttuk mengurangi risiko resistensi kuman.
c. Memiliki toksisitas rendah.
d. Memiliki potensi sebagai beakteriosidal.
e. Harga terjangkau.
Cara
Konsentrasi puncak harus segera dicapai dalam waktu singkat sehingga pemberian intravena merupakan pilihan yang tepat.
a. Golongan bertalaktam diberikan secara ntravena perlahan-lahan atau dilakukan dilusi dalam larutan infuse
b. Klindamisin dilarutkan dalam 50 ml dan diberikan dalam waktu 10 menit. Pemberian cepat akan berakibat penurunan tekanan darah, mual, muntah, dan aritmia.
Waktu
Saat pemberian antibiotika profilaksis pada umumnya 30 – 60 menit sebelum operasi, secara praktis umumnya diberikan pada saat induksi anesthesia. Pada seksio sesarea, untuk menghindari masuknya antibiotika pada janin, antibiotika dapat diberikan segera setelah penjepitan tali pusat.
Lama Penggunaan
Antibiotika yang digunakan untuk keperluan profilaksis pada umumnya memiliki waktu paruh yang pendek (1 – 2 jam). Oleh karena itu, pemakaian antibiotika harus diulang apabila operasi telah berlangsung 1 jam atau lebih.
Namun, pada penelitian lain didapatkan “slow clearance” antibiotika pada saat operasi. Sefuroksin yang memiliki waktu paruh 1 – 2 jam, dapat bertahan sampai 2 – 4 jam sehingga dengan pemberian tunggal tamapaknya konsentrasi antibiotika dalam jaringan masih tetap terpilihara.