Pemberian antibiotika setelah operasi untuk kepentingan profilaksis tampaknya tidak memberikan arti yang bermakna. Dosis tambahan pascaoperasi akan menimbulkan banyak kerugian (risiko efek samping meningkat, merangsang timbulnya kuman resisten, dan beban biaya tambahan untuk pasien).
Dosis
Untuk mencapai konsentrasi puncak, antibiotika harus diberikan dalam dosis cukup tinggi serta dapat berdifusi dalam jaringan dengan baik. Pada jaringan operasi konsentrasi terapi harus mencapai 3 – 4 kali konsentrasi hambatan minimal, sedangkan pada profilaksis harus mencapai sedikitnya 2 kali lipat konsetrasi terapi.
Pemberian antibiotika pada seksio sesarea dianjurkan segera setelah penjepitan tali pusat untuk menghindari masuknya antibiotika pada janin. Namun, sebagai konsekuensinya harus digunakan dosis 2 kali lipat jika dibandingkan dengan apabila diberikan sebelum operasi. Hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Diperlukan segera tercapai konsentrasi antibiotika yang cukup untuk menghambat pertumbuhan kuman di jaringan operasi.
b. Pada saat seksio terjadi perdarahan yang cukup banyak sehingga konsentrasi antibiotika akan cepat turun.
c. Pemberian dosis ulangan hanya atas indikasi perdarahan > 1.500 ml atau operasi berlangsung lebih dari 3 jam.
Untuk kategori kontaminasi, diberlakukan ketentuan pemberian antibiotika terapi (bukan profilaksis)
Apabila alergi terhadap golongan betalaktam, pilihan pengganti adalah Klindamisin 600 mg/I.V./dosis tunggal.