Klasifikasi dan Kriteria Anti Phospholipid Syndrome


https://www.dokteranak.web.id/artikelThe International Consensus Workshop pada 1998 mengajukan klasifikasi criteria untuk APS, yaitu meliputi:

1. trombosit vascular

  • satu atau lebih episode thrombosis arteri, venosa atau kapilar yang dibuktikan dengan gambaran Doppler, pencitraan, atau histopatologi
  • pada histopatologi, trombosisnya tanpa disertai gambaran inflamasi

2. Komplikasi kehamilan


  • tiga atau lebih kejadian Keguguran dengan sebab yang tidak jelas, tanpa kelainan anatomic, genetic, atau hormonal
  • satu atau lebih kematian janin di mana gambaran morfologi secara sonografi normal
  • satu atau lebih persalinan prematur dengan gambaran janin normal dan berhubungan dengan preeclampsia berat atau insufisiensi plasenta yang berat
BACA:  Diagnosis, Pentatalaksanaan, Prognosa dan Pencegahan Preeklampsia

3. Kriteria laboratorium

 
  • aCL: IgG dan atau IgM dengan kadar yang sedang atau tinggi pada 2 kali atau lebih pemeriksaan dengan jarak lebih dari atau sama dengan 6 minggu.
  • aCL diukur dengan metode ELISA standar

4. Antibody fosfolipid/antikoagulan

  • pemanjangan tes skrining koagulasi fosfolipid (misalnya aPTT, PT dan CT)
  • kegagalan untuk memperbaiki tes skrining yang memanjang dengan penambahan plasma platelet normal
  • adanya perbaikan nilai tes yang memanjang dengan penambahan fosfolipid
  • singkirkan dulu kelainan pembekuan darah yang lain dan pemakaian heparin.

aPA ditemukan kurang dari 2 % pada perempuan hamil yang sehat, kurang dari 20 % pada perempuan yang mengalami Keguguran dan lebh dari 33 % pada perempuan dengan SLE.

BACA:  Bahaya Pemakaian Obat-Obatan Selama Kehamilan

Pada kejadian Keguguran berulang ditemukan infark plasenta yang luas, akibat adanya atherosis dan oklusi vaskuler ini dianjurkan pemeriksaan darah terhadap -2glikoprotein 1 yang lebih spesifik.

Pemberian antikoagulan misalnya aspirin, heparin, IL-3 intravena menunjukkan hasil yang efektif. Pada percobaan binatang, kerja IL-3 adalah menyeerupai grobth hormone plasenta dan melindungi kerusakan jaringan plasenta.

Thrombosis plasenta pada APS diawali adanya peningkatan rasio tromboksan terhadap prostasiklin, selain juga akibat dari peningkatan agregrasi trombosit, penurunan c-reaktif protein dan peningkatan sintesis platelet-activating factor. Secara klinis lepasnya kehamilan pada pasien APS sering terjadi pada usia kehamilan di atas 10 minggu.

BACA:  Tips Untuk Menghadapi Proses Persalinan Secara Caesar

Pengelolaan secara umum meliputipemberian heparin subkutan, aspirin dosisrendah, prednisone, immunoglobulin, atau kombinasi semuanya.

Studi case-control menunjukkan pemberian heparin 5.000 U 2x/hari dengan 81 mg/hari aspirin meningkatkan daya tahan janin dari 50 % jadi 80 % pada perempuan yang pernah mengalami Keguguran lebih dari 2 kali tes APLAs positif.

Yang perlu diperhatikan ialah pada penggunaan heparin jangka panjang, perlu pengawasan terhadap risiko kehilangan massa tulang, perdarahan, serta trombositopeni.

JANGAN LEWATKAN