Kausalnya dibedakan atas :
1. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
- Akibat anestesi
- Distensi berlebihan ( gemeli, anak besar, hidranion )
- Parus lama, partus kasep
- Partus presipitatus/partus terlalu cepat
- Persalinan karenan induksi oksitosin
- Multiparitas
- Korioamnionitis
- Pernah atonia sebelumnya
2. Sisa plasenta
- Kotiledon atau selaput ketuban tersisa
- Palsenta susenturiata
- Plasenta akreta, inkreta, perkreta
3. Perdarahan karena robekan
- Episiotomi yang melebar
- Robekan pada perineum, Miss V dan serviks
- Ruptura uteri
Gangguan koagulasi
Jaran gterjadi tetapi bisa memperburuk keadaan diatas, misalnya pada kasus trombofilia, symdrome HELLP, preeklampsia, solisio plasenta, kematian janin dalam kanduangan dan emboli air ketuban.
Berdasarkan saat terjadi PPP dapat dibagi menjadi PPP primer, yang terjadi dalam 24 jam pertama dan biasanya disebabkan oleh atonia uteri, berbagai robekan janin lahir dan sisa sebagai plasenta.
Dalam kasus yang jarang, bisa karena inversio uteri. PPP sekunder yang terjadi setelah 24 jam persalinan, biasanya oleh karena sisa plasenta.
Jumlah perdarahan yang diperkirakan terjadi sering hanya 50% dari jumlah darah yang hilang. Perdarahan yang aktif akan merembas terus dalam waktu lama saat melakukan ptosedur tindakan juga bisa menyebabkan PPP.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan Hb dan hemotokrit untuk memperkirakan jumlah perdarahan yang terjadi saat persalinan dibandingkan dengan keadaan prapersalinan.