Gejala Epilepsi Pada Bayi


Gejala Epilepsi Pada BayiGangguan yang dialami ibu pada masa kehamilan serta proses persalinan yang sulit bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak dan timbulnya epilepsi. Karena itu kejadian epilepsi pada anak-anak lebih tinggi. Namun dengan kepatuhan minum obat dan pola hidup yang sehat epilepsi bisa disembuhkan.

Sindrom kelainan syaraf otak yang berupa epilepsi atau ayan ditandai dengan serangan kejang yang mendadak dan berulang-ulang. Gangguan ini terjadi pada bayi karena adanya gangguan pada syaraf-syaraf otak yang mengatur sistem pendengaran, penglihatan, gerak otot, pikiran dan sebagainya. Pada otak yang normal, semua kinerja dan aktifitas syaraf-syaraf otak berjalan selaras sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi karena sebab tertentu kondisi tadi tidak berjalan normal pada bayi epilepsi dan terjadi kekacauan dalam sensor otak, sehingga muncul kejang-kejang. Di sisi lain, penyebab gangguan otak tadi berbeda-beda setiap individu tetapi pada bayi bisa jadi disebabkan karena cacat bawaan dalam struktur otak sejak mereka di dalam kandungan, atau mungkin menderita cedera kepala atau infeksi yang menyebabkan epilepsi.

BACA:  Terapi Musik Klasik Dapat Merangsang Perkembangan Otak Bayi

Untuk mendeteksi kemungkinan kelainan ini pada bayi, ada beberapa kondisi fisik yang menunjukkan ciri epilepsi, yaitu:


  • Kejang otot. The University of Iowa Children’s Hospital bahwa kejang merupakan gejala umum pada semua bayi penderita epilepsi. Kejang otot terjadi dalam kurun waktu beberapa detik atau menit dan akan mereda.
  • Kehilangan kesadaran. Saat terjadi serangan, seringkali bayi kehilangan kesadarannya untuk sesaat, sehingga bayi tidak sensitif terhadap rangsangan bau, suara maupun sentuhan.
  • Bayi sering memukul-mukul atau meremas bibirnya.
  • Adanya ketidaknormalan pada gelombang otak bayi, untuk megetahuinya dokter melakukan tes menggunakan electroencephalogram (EEG). Tes ini memungkinkan dokter untuk merekam gelombang otak atau aliran listrik di otak bayi.
  • Kelainan pada struktur otak. Untuk mendeteksinya digunakan CT (computed tomography), PET (positron emission tomography) dan MRI (magnetic resonance imaging)Magnetic resonance imaging (MRi). Metode tadi dapat merekam aktifitas otak serta mendeteksi adanya tumor, kista, atau kelainan struktur lainnya pada otak.
BACA:  Perdarahan Tali Pusat Pada Bayi Karena Kelalaian

Ada beberapa cara untuk mengobati epilepsi baik pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Metode yang dapat digunakan yaitu terapi obat, stimulasi syaraf, diet makanan, dan operasi . Obat yang umumnya digunakan dalam mengobati epilepsi adalah antiepileptic atau anticovulsant. Ada banyak jenis obat antiepileptic di pasaran yang digunakan berdasarkan jenis-jenis epilepsi, diantaranya iagabine, lamotrigin, gabapentin, topiramate, levetiracetam, dan felbamate. Cara kerja obat-obatan ini secara sederhananya adalah dengan merangsang neuron otak untuk menghambat aktifitas listrik, dan segera mencegah terjadinya kejang. Stimulasi syaraf dilakukan dengan cara menyalurkan aliran listrik pendek ke dalam otak melalui syaraf vagus di sekitar leher selama 30 detik sampai 3 menit.

 
BACA:  Ibu Lebih Bijak Dalam Memilih Popok Bayi

Metode ini hanya digunakan jika bayi epilepsi mengalami serangan yang tidak terkontrol dan sulit ditangani dengan obat-obatan. Diet makanan untuk anak epilepsi disebut dengan diat ketogenik, yaitu mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Sementara operasi dilakukan jika epilepsi tidak dapat ditangani dengan obat. Operasi bertujuan untuk mengetahui sumber syaraf penyebab kejang, mengangkat penyebab kejang atau memperbaiki kondisi syaraf yang terganggu.

JANGAN LEWATKAN