Macam-macam dan Proses Tindakan Persalinan Pada Ibu Hamil


Proses Persalinan Dengan Bantuan Alat VakumKita tahu semua bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Segala sesuatu yang kita akan lalui bisa berjalan seperti apa yang kita harapkan atau berjalan dengan normal khususnya ibu hamil.

Semua ibu hamil di dunia ini tentu menginginkan persalinannya berjalan secara normal tanpa menemui kesulitan, hambatan dengan kata lain bisa melahirkan secara normal.

Persalinan normal merupakan cara terbaik untuk melahirkan si buah hati ke dunia, di mana resiko dan efek yang dihasilkan sangat minim bahkan mungkin tidak ada.


Namun meskipun demikian, jika persalinan tidak berjalan sesuai yang diharapkan, maka petugas medis akan melakukan beberapa tindakan dengan menggunakan peralatan guna mendukung kelancaran proses persalinan.

 

Berikut ini macam-macam persalinan pada ibu hamil dan proses tindakan seperti apa saja yang dilakukan dari tiap-tiap jenis persalinan tersebut :

Persalinan Normal

Persalinan normal adalah bayi lahir melalui Miss V dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan normal biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong ke bawah, dan masuk kerongga panggul.

Saat kepala janin memasuki ruang panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.

BACA:  Mitos Melakukan Seks Pagi Hari Dapat Meningkatkan Peluang Kehamilan

Persalinan Dengan Bantuan Alat

Jika pada fase kedua atau kala dua persalinan tidak maju dan janin tidak juga lahir, sedangkan Anda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan, maka dokter akan melakukan persalinan berbantu, yaitu persalinan dengan menggunakan alat bantu yang disebut forsep atau vakum. Jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi caesar.

Persalinan Bantuan Vakum (Ekstrasi Vakum)

Disebut juga ekstrasi vakum karena vakum adalah merupakan  suatu alat yang menggunakan cup penghisap yang dapat menarik bayi keluar dengan lembut.

Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum di letakan di atas kepala bayi, kemudian ada selang yang menghubungkan mangkuk ke mesin yang bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini berfungsi membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (fase kedua) dan kepala bayi sudah berada di bagian bawah panggul.

Persalinan dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu sudah kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum.

Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi (preeklamsia) juga merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu persalinan. Dalam keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat karena mengejan dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda.

BACA:  Tips Panduan Ibu Hamil Yang Berpuasa Ramadhan

Vakum juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80 kali permenit yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan oksigen (hipoksia).

Proses persalinannya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menjalani seluruh prosedur.

Efek samping

Selain sesuai dengan keadaan di atas, vakum baru boleh dikerjakan bila sarat-saratnya terpenuhi. Sarat tersebut yaitu panggul ibu tidak sempit, artinya dapat dilewati oleh janin, janin tidak terlalu besar, pembukaan sudah lengkap, dan kepala janin sudah memasuki dasar panggul ibu. Jika sarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya janin terlalu besar dan kepala janin masih terletak tinggi di dalam panggul, maka operasi caesar adalah pilihannya.

Efek samping dari persalinan dengan dibantu vakum ini adalah terjadi perlukaan yang lebih luas pada jalan lahir, juga pendarahan di jalan lahir. Sedangkan pada bayi, resiko vakum secara umum adalah terjadinya luka atau lecet d ikulit kepala. Inipun dapat diobati dengan obat anti septik.

Kondisi ini biasanya akan hilang sendiri setelah bayi usia seminggu. Resiko yang lebih berat adalah terjadinya pendarahan diantara tulang-tulang kepala (cephal hematome), juga terjadi pendarahan dalam otak.

Persalinan Bantuan forsep (ekstrasi forsep)

Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan, misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung.

BACA:  Manfaat Senam Untuk Ibu Hamil

Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan juga apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.

Dokter akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan memastikan itu terkunci dengan benar, artinya kepala bayi di cengkram dengan kuat dengan forsep. Kemudian forsep akan ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat. Persalinan forsep biasanya membutuhkan episiotomi.

Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus segera dilakukan.

Pada bayi dapat terjadi kerusakan saraf ketujuh (nervus fasialis), luka pada wajah dan kepala, serta patah tulang wajah dan tengkorak. Jika hal itu terjadi, bayi harus diawasi dengan ketat selama beberapa hari. Tergantung derajat keparahannya, luka tersebut akan sembuh sendiri. Sedangkan pada ibu, dapat terjadi luka pada jalan lahir atau robeknya rahim (ruptur uteri).

Persalinan Dengan Operasi Caesar

(Mohon maaf). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persalinan dengan operasi caesar, saya akan membahasnya pada artikel berikutnya.

Persalinan Di Dalam Air

(Mohon maaf). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persalinan di dalam air, saya juga akan membahasnya pada artikel berikutnya.

JANGAN LEWATKAN