Koagulasi Intravaskuler Diseminata
Terapi heparin kecuali ada perdarahan yang aktif di mana keadaan lebih baik diobati dengan transfuse darah.
Prinsip penanganan syok septic
a. Diagnosis dini
b. Terapi antibiotika yang adekuat
c. Control/pengankatan sumber infeksi
d. Resusitasi hemodinamik dan suportif
e. Kortikosteroid
f. Control ketat glukosa (tight glycemic control)
g. Ventilator dengan tidal volume yang rendah pada Acute Respiratory Distres Syndrome (ARDS).
Mortalitas
Angka Kematian Ibu (AKI) karena syok septic 0-3% pada kasus obstetric, terapi 10 – 80% pada kasus nonobstetri. Mortalitas syok septic lebih kurang 50%.
Pengobatan
Pengobatan segera termasuk yang berikut.
a. Oksigen: pasang selang endotrakeal dan ventilasi tekanan positif dilakukan karena pasien pada umumnya tidak sadar.
b. Aminofilin: 0,5 g I.V. pelan-pelan untuk mengurangi bronkospasmus.
c. Isoprenalin: 0,1 g I.V. untuk meningkatkan aliran darah ke paru dan aktivitas jantung.
d. Digoksin dan atropine: jika CVP meninggi dan secret paru yang berlebih.
e. Hidrokortison: 1 g I.V. diikuti dengan pemberian melalui infuse pelan-pelan yang menyebabkan vasodilitasi dan meningkatkan perfusi jaringan.
f. Larutan bikarbonat: jika ada asidosis respiratorik.
g. Dekstran berat molekul rendah: menurunkan agregasi trombosit dalam organ vital.
h. Heparin: untuk pengobatan DIC jika tidak ada perdarahan aktif.
i. Persalinan perMiss Vm: lebih aman daripada seksio sesarea jika bayi belum lahir.